SMA Negeri 2 Bengkulu Utara merupakan salah satu sekolah yang sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas guru dan stakeholder terkait yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik di kelas.
Hal ini tidak lepas dari peran Bapak Drs. Kaman selaku kepala sekolah yang sangat aktif mendukung kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal tersebut.
Salah satu kegiatan yang sangat didukung oleh pihak sekolah adalah keikutsertaan guru-guru dalam program guru penggerak.
Pada modul 1.4, calon guru penggerak diminta untuk mengadakan Diseminasi Aksi Nyata Budaya Positif.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Januari 2023 pada pukul 10.00 sampai dengan selesai di Laboratorium Fisika SMA Negeri 2 Bengkulu Utara.
Selain dihadiri dewan guru, kegiatan ini dihadiri oleh Kacabdin Wilayah 1 Arga Makmur, Bapak Nirwan Sukandri, M.Pd dan jajarannya serta pengajar praktik, Bapak Hendri Gunawan, S.Pd.
Kegiatan diseminasi ini terlaksana dengan baik berkat adanya kerjasama yang luar biasa dari berbagai pihak.
Budaya positif menciptakan lingkungan yang positif, lingkungan yang positif akan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, lingkungan belajar yang nyaman akan menciptakan kolaborasi atau kerjasama antar warga sekolah.
Sementara itu Ki Hajar Dewantara salah satu pakar pendidikan Indonesia menyatakan bahwa salah satu tanggung jawab seorang guru adalah bagaimana menciptakan suatu lingkungan positif yang terdiri dari warga sekolah yang saling mendukung, saling belajar, saling bekerja sama, sehingga tercipta kebiasaan-kebiasaan baik. Dari kebiasaan-kebiasaan baik akan tumbuh menjadi karakter-karakter baik warga sekolah dan pada akhirnya karakter-karakter dari kebiasaan-kebiasaan baik membentuk sebuah budaya positif.
Demikian hal ini disampaikan oleh calon guru penggerak yang pertama yaitu Ibu Yulyam Farida, M.Pd.
Calon guru penggerak berikutnya yaitu Ibu Lukisworo Eko D., S.Pd menyampaikan tentang teori motivasi, hukuman, dan penghargaan, restitusi.
Lebih lanjut Ibu Luki menjelaskan bahwasanya motivasi tertinggi bagi manusia adalah untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Motivasi inilah yang nantinya akan membuat seseorang memiliki disiplin positif.
Disiplin itu sendiri merupakan bentuk kontrol diri agar dapat mencapai suatu tujuan mulia.
Tujuan mulia di sini mengacu pada nilai-nilai atau prinsip-prinsip mulia dan nilai tersebut dikenal sebagai nilai kebajikan yang universal.
Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dari Ibu dini Mulyani, S.Pd tentang kebutuhan dasar manusia yang kemudian dikaitkan dengan realita yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Beliau juga menjelaskan tentang 5 posisi kontrol guru di sekolah.
Diseminasi aksi nyata budaya positif ditutup dengan pemaparan calon guru penggerak yang ke-4 atau yang terakhir, Ibu Ranti Gusnita, S.Pd yang menjelaskan tentang tiga langkah pada restitusi atau kita kenal dengan segitiga restitusi, yaitu
1) menstabilkan identitas,
2) validasi tindakan yang salah,
3) menanyakan keyakinan.
(EN)