Seperti Apa Guru Idaman Anak Indonesia?

Guru adalah sosok yang tidak pernah lepas dari kehidupan setiap manusia. Selama hayat masih dikandung badan, guru akan selalu ada disekitar kita. Profesi yang satu ini memang eksistensinya kalah banyak dengan profesi keren lainnya seperti dokter, tentara, menteri, dan sebagainya. Dengan gaji sekian dan tempat kerja yang demikian, profesi ini sering dipandang sebelah mata. Namun sadarkah kita? Bahwa tanpa guru, profesi-profesi lain takkan pernah ada. Untuk itu, bagi seluruh guru maupun calon guru jangan pernah berkecil hati. Hilang guru, hilanglah martabat suatu bangsa.

Sebagai pemegang nasib suatu bangsa di masa mendatang, penting untuk mencari tahu seperti apa guru ideal yang didambakan oleh murid-muridnya. Karena sesungguhnya kunci kemudahan transfer ilmu pengetahuan di sekolah berawal dari sang guru. Apabila seorang guru dapat membuat muridnya nyaman dan senang, maka kegiatan belajar dan mengajar akan menjadi berkesan. Dan sebaliknya, apabila seorang guru justru membuat muridnya takut, tegang, dan tidak enjoy, maka dapat dipastikan ilmu pengetahuan yang diberikan akan terpental begitu saja.

Saya pun memiliki beberapa guru idaman semasa sekolah hingga kini. Saat di bangku sekolah dasar, saya selalu bersemangat ketika mata pelajaran Agama Islam tiba karena guru yang mengajar sungguh cantik, lembut, dan penyabar. Atau ketika berseragam putih abu-abu, saya suka dengan mata pelajaran kimia karena guru yang mengajar sangat friendly, mampu menjelaskan sedetail mungkin, dan juga sering mengintegrasikan ilmu kimia dengan kehidupan sehari-hari maupun hal-hal yang mudah diingat. Nah,selain sifat-sifat di atas, berikut ini adalah beberapa kriteria guru idaman yang dapat saya simpulkan dari survei dan diskusi sederhana selama beberapa hari terakhir:

1. Berpenampilan menarik

Bagi seorang guru, menjaga penampilan hukumnya adalah wajib. Apabila guru selalu berpenampilan menarik, rapi, dan wangi, maka murid akan merasa betah untuk berdekatan dengan gurunya. Tidak perlu memiliki paras yang cantik atau tampan, setidaknya guru dapat mengondisikan penampilannya agar nyaman untuk dipandang. Juga tidak perlu berdandan terlalu menor, guru hanya perlu menjaga raut wajah agar selalu terlihat segar dan tidak pucat.

2. Humoris

Menjadi guru yang humoris adalah salah satu syarat agar kegiatan pembelajaran tidak terasa membosankan. Karena pada pelajaran teretntu terkadang membutuhkan konsentrasi yang penuh, saat pelajaran matematika misalnya. Oleh karena itu, guru harus terampil untuk menyisipkan kegiatan pembelajaran dengan humor-humor yang dapat mencairkan suasana dan membuat pelajaran tersebut terasa menyenangkan. Menjadi guru yang humoris tidak memerlukan keahlian khusus. Guru hanya perlu lebih santai dalam membawakan suatu materi dan tidak memaksakan murid untuk terus berkonsentrasi.

3. Ramah dan murah senyum

Guru yang ramah dan murah senyum tentu menjadi idaman seluruh murid di manapun berada. Bayangkan apabila ada seorang guru yang setiap hari cemberut, marah-marah, atau jutek, pasti muridnya tidak ada yang berselera untuk menyapa atau bahkan berpas-pasan di jalan.

4. Pengertian

Nah,bukan hanya pasangan idaman yang harus memiliki sifat pengertian, guru pun juga diharapkan menguasai sifat yang satu ini. Terkadang ada guru yang tidak mau tahu bahwa muridnya sedang lelah, sedih, atau tidak bersemangat dalam pembelajaran. Sehingga guru tersebut “ngotot” untuk menyampaikan materi pelajaran, sedangkan muridnya hanya bisa memandanginya dengan pasrah. Padahal guru yang baik adalah guru yang mengerti kondisi muridnya, yakni kapan harus belajar, kapan harus istirahat, kapan harus bercanda, juga kapan harus serius. Kalau jaman sekarang istilahnya: guru yang peka gitu deh.

5. Unik

Segala sesuatu hal yang unik atau berbeda dari yang lain, pasti akan terkenang selamanya. Begitupula dengan guru. Ketika saya duduk di bangku Aliyah (setingkat SMA), ada seorang guru Fiqhul Islam yang membuat saya terkesan hingga kini. Ketika mengajar, beliau seakan tidak pernah membahas materi pelajaran secara gamblang, namun selalu dibalut dengan kisah-kisah yang selalu sukses membuat muridnya merenung seusai jam pelajaran. Beliau juga tidak pernah memberikan tugas untuk mengerjakan buku LKS (Lembar Kerja Siswa) maupun soal-soal yang membingungkan, namun satu-satunya tugas yang beliau berikan yakni menuliskan ayat-ayat suci Al-Qur’an beserta artinya sebanyak 100 poin yang berkaitan dengan materi-materi Fiqhul Islam. Selain itu, beliau juga selalu menggunakan bahasa-bahasa yang “aneh” ketika mengajar. Namun dengan demikian, materi yang diajarkan dapat melekat hingga kini.

6. Interaktif

Guru yang interaktif adalah guru yang sering mengajak muridnya untuk berkomunikasi. Jadi tidak hanya menerangkan di depan kelas saja, namun juga sedikit-sedikit bertanya atau mengajak muridnya untuk berdiskusi. Di samping itu, guru yang interaktif adalah guru yang dapat menyampaikan materi dengan sangat menarik, biasanya dengan membalut materi pelajaran dengan permainan atau lagu-lagu yang asyik. Dengan demikian, akan timbul rasa percaya diri, berani, dan merasa diakui di dalam sanubari muridnya.

7. Berwawasan luas dan Up to Date

Guru yang berwawasan luas dan senantiasa mengikuti perkembangan jaman merupakan guru idaman yang sangat disukai para murid. Kebayang kan, apabila gurunya tidak menguasai materi pelajaran dan hanya mengandalkan buku saja untuk mengajar, pasti muridnya tidak akan percaya dengan guru tersebut. Murid juga akan senang apabila setiap pertanyaan dijawab oleh gurunya dengan jelas sehingga tidak menimbulkan pertanyaan lanjutan.

8. Menginspirasi

Dosen saya pernah mengatakan bahwa guru yang baik adalah guru yang dapat menginspirasi muridnya. Minimal melalui tutur kata atau tingkah laku sehari-hari. Guru yang menginspirasi akan membuat muridnya menirukan dan mempraktekan apa yang dicontohkan guru (tentu dalam hal kebaikan). Selain itu, guru yang menginspirasi juga membuat muridnya terinovasi untuk melakukan suatu hal yang lebih baik. Sungguh, tidak ada yang lebih membahagiakan ketika melihat murid dapat lebih sukses dari gurunya bukan?

Menjadi guru bukan hanya semata-mata sebagai profesi atau ladang mencari nafkah, lebih dari itu juga dimaknai sebagai bentuk pengabdian dan ibadah. Oleh karenanya, di atas itu semua, guru idaman adalah guru yang mampu mendidik muridnya dengan hati. Kunci untuk mendidik dengan hati hanya satu, yakni IKHLAS.

Ikhlas berbagi ilmu, ikhlas berbagi kasih sayang, ikhlas mendoakan murid-muridnya, dan ikhlas mengajar karena Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian, ikatan batin antara guru dan murid-muridnya akan tercipta erat. Tidak percaya? Silahkan buktikan. Amati guru-guru kita dan rasakan, manakah guru yang “benar-benar” mendidik, dan juga yang “benar-benar” menjadikan guru sebagai profesi semata. Pasti di dalam hati kecil kita akan terasa perbedaannya. Dan In syaa Allaah, guru dengan segala kelebihan dan kekurangannya tetap akan menjadikan profesinya sebagai amal jariyah nanti di yaumul hisab.